Investasi pada Lanskap Agroforestri untuk multi produk dan jasa.

Investasi skala besar dan kecil di Indonesia masih bertumpu pada pertumbuhan ekonomi yang bersifat eksploitatif terhadap sumberdaya alam, menyebabkan terjadinya deforestasi dan degradasi yang menyumbangkan emisi dan terjadinya pemanasan iklim secara global. Inovasi yang perlu dikembangkan adalah pembangunan berbasis “green economics (GE)” yaitu pembangunan yang menghasilkan karbon rendah, tidak merusak modal alam dan modal sosial namun tetap menghasilkan pertumbuhan ekonomi untuk kesejahteraan rakyat secara merata dan memperkuat daya saing bangsa.

Investasi dalam bentuk lanskap agroforestri sebagai bagian dari GE, diharapkan dapat menjamin penurunan emisi, terciptanya kelestarian sumberdaya alam dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tingkat tapak serta dapat menjamin hasil multi produk berupa: hasil pangan dan keamanan pangan, hasil energi baru dan terbarukan untuk keamanan energi, hasil hutan kayu dan hasil hutan bukan kayu (HHBK). Sedangkan jasa yang dapat dihasilkan dan memiliki nilai ekonomi tinggi adalah nilai karbon, pay environmental service (PES), ekowisata, biodiversitas, tanaman obat, tanaman hias, benih unggul, air bersih, pencegahan banjir, pencegahan kekeringan, pencegahan longsor, pencegahan abrasi pantai, melindungi pesisir/laut dan jasa-jasa lainnya.

Lanskap agroforestri dengan kerapatan tinggi (high density) memiliki nilai yang mirip dengan hutan alam primer. Di sektor kehutanan dikenal dengan isitilah “Social Forestry” yang lebih berorientasi pada adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan hutan untuk mengatasi konflik tenurial dan hak-hak sosial ekonomi masyarakat di tingkat tapak. Oleh karena itu, maka pengelolaan agroforestri dan social forestry dapat disebutkan sebagai “Lanskap Agroforestri”, dimana nilai investasinya dapat dikembangkan baik di dalam kawasan hutan maupun di luar kawasan hutan, sekaligus dapat dipergunakan sebagai upaya mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim di wilayah kepulauan terutama pada pulau-pulau kecil, seperti kepulauan Maluku, Nusa Tenggara, Riau dan wilayah lainnya.

Investasi dalam lanskap agroforestri harus dikembangkan dalam kawasan hutan yang sudah tertata dalam 600 unit kelola KPH (KPHP & KPHL), hutan konversi yang perlu ditata dalam KPHK dan Areal Penggunaan Lain (APL), dimana kesemuanya perlu ditata dalam unit-unit lanskap agroforestri.

Diskusi ini diharapkan dapat menjawab beberapa permasalahan atau pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

  • Kerangka investasi seperti apakah yang dapat dikembangkan sesuai dengan sumberdaya alam yang tersedia?
  • Upaya-upaya seperti apa yang dapat dibangun untuk mendorong partisipasi masyarakat?
  • Bagaimana upaya/cara mencegah degradasi sumber daya alam?
  • Bagaimana menghasilkan multi produk untuk pertumbuhan ekonomi hijau yang dapat menciptakan kesejahteraan masyarakat secara luas?

One thought on “Investasi pada Lanskap Agroforestri untuk multi produk dan jasa.

  1. ingin meminta ide khususnya implementasi Agrof pada lahan miring langkah-langkah teknis pelatihan Agroforestry untuk dataran tinggi dan rendah.
    saya ingin melakukan kunjungan untuk agroforestry di Indonesia, apakah bisa di berikan ref lokasi.

    sekian dan terimah kasih
    Nico

Leave a Reply to Joanico Jeronimo Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>